Sabtu, 02 Agustus 2014

Nyekar di makam Bapak sebelum Ramadhan 2014


DEAR MY DIARY
Banyak cara orang untuk mengenang
orang yang kita cintai ketika dia tiada
salah satunya dengan NYEKAR
di kuburan sebelum ramadhan
TAPI AKU BEDA

Kalau ibuku beda
Harus datang ke makam bapakku
Beli kembang
Bayar yang bersihin kuburan
Dan baca surat Yasin

Aku beda
Karena aku tidak pernah punya uang banyak
Cara nyekar itu ribet
Dan aku tidak suka

Caraku untuk mengenang bapakku
Aku cukup mengenang momen penting
Yang pernah bapakku lakukan

Waktu aku kecil
Kelas dua SD
Setelah selesai makan
Di warung pojok stasiun Pasar Turi
Pulang naik motor
Melewati jalan Raden Saleh
Antara perempatan Stasiun Pasar Turi
Hingga perempatan Koblen Bubutan
Karena impian anak kecil
Mengendarai kendaraan kelihatan mudah
Aku digonceng di depan
Berusaha mengambil alih menyetir
Merebut dari tangan bapakku
Ternyata tidak mudah
Terasa berat sehingga oleng
Untung tidak jatuh
Tapi bapakku tidak pernah marah
Apalagi main tangan
Seumur hidup hanya satu kali
Bapakku memukul mukaku
Gara gara berebut mie ayam
Dengan adik kandungku

Untuk mengenang peristiwa itu
Setiap aku pulang dari manapun
Aku ingin lewat jalan Raden Saleh
Di perempatan stasiun Pasar Turi
Aku membuka helm
Tangan kiri memengang helm
Menyetir hanya tangan kanan
Berjalan pelan naik motor
Menghirup udara jalan Raden Saleh
Dan aku merasakan aura bapakku
Yang sudah meninggal masih ada di sana

Mendekati Polsek Bubutan
Segera aku pake helm kembali
Karena takut ditilang oleh pak Polisi

Ini caraku mengenang
Bagaimana dengan caramu?

Surabaya, 24 Juni 2014

Ikuti ceritaku selengkapnya di BLOG:
Cak handoko ludruk

Buku harian dwi handoko

Masa kecil dwi handoko

Masa sekolah dwi handoko

Handoko janoko




Tidak ada komentar:

Posting Komentar